"In this dorm, we are real, we make mistakes, we say i'm sorry, we have fun, we do second chance, we give hugs, we forgive, we do really loud, we are patient, we love, we are family."
![]() |
Keseruan saat Humaira Fun Day |
Halo
teman-teman, selamat menjalani liburan yang sungguh singkat ini (untuk saya). Saya akan bercerita tentang masa-masa asrama ketika tingkat pertama menjadi
mahasiswa IPB. Kenapa sih saya memilih bercerita tentang asrama PPKU ini? Ya, sebagai
insan yang sebelum-sebelumnya tidak pernah merasakan tinggal di asrama atau
semacamnya, menurut saya masa-masa ini sungguh mengesankan. Selama masa SD,
SMP, dan SMA saya bersekolah di sekolah umum yang pastinya pulang dan pergi ke
rumah setiap hari. Maka, ketika saya memasuki dunia perkuliahan yang berbeda
dari teman-teman saya yang lain, saya merasa sangat tertantang. Jadi
ketika mahasiswa IPB memasuki tingkat pertama, kami wajib asrama selama satu
tahun. Sebenarnya, asrama sejalan dengan
masa Tingkat Persiapan Bersama (TPB) yang pada tahun 2015 namanya berubah
menjadi Program Pendidikan Kompetensi Umum (PPKU).
Asrama PPKU ini
terdiri dari 4 gedung untuk asrama putra dan 6 gedung untuk asrama putri. Lokasi
asrama putra maupun putri terletak di kawasan lingkar kampus IPB. Jadi,
lokasinya sangat strategis dengan gedung kuliah, apalagi mahasiswa PPKU yang
lokasi gedung kuliahnya persis di depan komplek asrama putri. Gedung
perkuliahan untuk mahasiswa PPKU ini dinamakan Common Class Room atau yang biasa kami menyebutnya CCR. Konon, gedung ini adalah gedung
ternyaman dan terkeren dari gedung-gedung kuliah lain yang ada di IPB lho. Tidak
salah bila banyak yang mengatakan bahwa TPB singkatan juga dari Tingkat Paling
Bahagia.
Alhamdulillah...
ternyata saya menempati gedung asrama A5 yang merupakan asrama baru yang paling
nyaman dan luas layaknya sebuah apartemen. Satu kamar hanya berisi tiga orang dan
memiliki kamar mandi di dalam kamar serta balkon sendiri untuk menjemur
pakaian. Segala fasilitas ini membuat
banyak insan asrama lain yang iri lho hehe. Namun, setiap asrama pasti punya kekurangan
dan kelebihan, kekurangan dari asrama A5 ini tidak tersedia Wi-fi karena
sebelumnya telah rusak dan tidak ada perbaikan sampai sekarang. Setiap asrama
memiliki kakak pendamping asrama yang disebut sebagai Senior Resident atau kami sering menyebutnya SR. Ada yang unik dari SR di gedung asrama putri ini, Asrama A5
sendiri memanggil kakak SR dengan sebutan Ami,
dan gedung-gedung asrama putri yang lain juga memiliki panggilan khasnya
sendiri, yaitu Una, Uni, Keke, Amah, dan
Uci. Panggilan-panggilan ini
sejatinya membuat kami merasa lebih dekat dengan para SR yang selalu ada untuk membimbing kami, seperti jargon kebanggan mereka
yaitu “Siap, Sigap, Bersikap!”.
![]() |
Langit Asrama pagi itu |
Kalian pasti
berpikir bahwa asrama sangat berkaitan erat dengan peraturan. Seperti itu lah
kami yang harus menaati segala peraturan yang ada di asrama. Misalnya, kami tidak
boleh melanggar jamal alias jam malam yang batasnya adalah jam 9 malam,
bisa-bisa KTM kami disita dan kerepotan mengurusnya agar dapat kembali. Selain itu
kami sangat diwajibkan mengikuti berbagai kegiatan pembinaan di asrama
seperti apel pagi yang dilakasanakan jam
6 pagi, SODUNG (Social gathering gedung)
yang selalu menghadirkan pembicara-pembicara hebat, SOLONG (Social gathering lorong), Be Spirit
Gedung (Ngaji gedung) dan Be Spirit Lorong (Ngaji lorong) yang sangat seru
pastinya, dan serangkain kegiatan isidental lainnya. Tak hanya itu, asrama pun
menyediakan berbagai organisasi atau komunitas dalam lingkup asrama,
diantaranya adalah Dewan Gedung Asrama (DGA), Gugus Disiplin Asrama (DGA), Dewan Mushola
(Demush), dan berbagai Club Asrama
seperti Tutor sebaya, Fotografi, Kepenulisan Karya Ilmiah dan sebagainya. Saya sendiri
ketika di asrama mengikuti organisasi Dewan Mushola lho, yang langsung
membawahi berbagai kegiatan kerohanian dan hari besar islam di asrama.
Sepenggal
kenangan telah saya dapati pada hari-hari penuh kebersamaan di asrama. Mulai dari
bertemu dengan berbagai macam teman dari Sabang sampai Merauke, menghadapi
karakter mereka satu-persatu yang pastinya saling berbeda, harus siap menahan
ego dan harus selalu siap untuk berbagi. Tinggal di asrama memang tidak mudah,
adakalanya kita rindu rumah kita sendiri dengan segala keterbatasan yang ada. Namun,
kebersamaan di asrama yang tidak bisa terbayarkan dengan apapun. Sungguh tidak
akan pernah lagi saya rasakan bagaimana serunya belajar bersama satu lorong,
mengerjakan tugas kuliah dari satu asrama ke asrama lain, mata tetap terjaga
semalaman di lobi asrama ketika dekorasi acara kelasmu belum selesai, teriakkan
saling bersahutan memanggil untuk segera sholat berjamaah ketika adzan tiba,
kejutan ulang tahun setiap bulannya, dan segala cerita ketika gerbang asrama
putri menjadi saksinya.
Asrama PPKU mengajarkan saya banyak hal dan mungkin
telah merubah perlahan demi perlahan karakter saya menjadi lebih baik. Siapapun
yang menjalaninya dengan ikhlas, saya yakin tak akan ada penyesalan baginya. Kerinduan
yang selalu datang ketika bertemu teman satu kamar, satu lorong maupun satu
organisasi dulu ketika di asrama, kerap kali membawa pikiran saya pada bayang-bayang
kehangatan masa-masa di asrama. Ladang kebaikan yang teramat luasnya menjadi
sebuah semangat spiritual maupun kontekstual dalam diri saya. Allah sangat baik menakdirkan saya mencicipi
manisnya masa-masa di asrama.
Sekian cerita
saya tentang masa-masa di Asrama PPKU, salam rindu dari hati yang paling mendalam.
Waaa masyaAllah
BalasHapus